Rabu, 22 Januari 2014

Terpaku

Dimana matahari mulai menyingsing di pagi hari, bunga bunga tumbuh secara serempak. Seakan mereka tahu bahwa hari ini akan menjadi hari yang cerah tanpa setetes air hujan di sana. Ku lihat bunga bunga yang mekar, serta warnanya yang tersirat menandakan kebahagiaan. " Rasanya seperti musim semi ", batin ku. Yah walau ku tahu tak ada musim semi di negara ku
Suasana pagi ini yang cerah bukan berarti hati ku, jiwa ku & perasaan ku juga ikut merasakannya. Tepat 5 bulan aku menunggu mu. Iya aku menunggu mu. Setelah berbulan bulan aku menunggu mu tanpa ada komunikasi di sana. Sejujurnya hati ini ingin memberontak. Dan kadang aku juga berfikir aku ini bodoh yang mencintai seseorang yang tak kunjung tiba. Tapi apalah arti semua itu, ini keputusan ku, ini jalan yang telah aku ambil untuk selalu menunggu mu sampai kau tiba. Sampai kau menemukan ku di sini dalam keadaan terpaku menunggu mu
Tibalah bulan berikutnya, hari ini kau harusnya sudah pulang dari sana. Tapi Tuhan mengizinkan aku untuk tetap menunggu mu. Kau belum datang. Dan betapa bodohnya aku, aku tetap bersabar untuk menunggu mu pulang. " Aku harus kuat, tegar. Aku harus semangat ". Kalimat itulah yang terus aku ucapkan setiap hari.
Setiap kali membayangkan mu kadang aku berfikir, mana mungkin ketika kau pulang ke sini, kau akan lama di sini bersama ku selama ketika aku menunggu mu. Selalu pikiran itu enghantui ku. Tapi secepat kilat aku menyambarnya dengan semangat yang aku fikir seperti semangat 45 para pejuang dahulu. Kalau mereka menunggu kemerdekaan sedang aku menanti sebuah malaikat kecil bersayap yang ku sebut itu orang yang ku cintai beserta cintanya kepada ku
Angin bertiup dengan kencang & kuat. Sekuat phon pohon itu bertahan agar tidak tumbang. Ditambah hujan yang seharian tak kunjung reda. " Padahal kemarin hari sangat cerah, kenapa hari ini begitu berbeda ", tanya ku pada bapak. " Mungkin Tuhan ingin menunjukan sesuatu pada kita ". Jawab bapak ku. " Menunjukkan apa pak ? ", tanya ku heran. " Lihat pohon itu, dia berdiri dengan tegapnya, seakan tidak terjadi apa apa di sekitarnya. Pohon itu tetap bertahan agar tidak tumbang walau angin & hujan menerpanya. Sama seperti kita, kita diharuskan berpegang teguh pada 1 keyakinan walaupun menurut kita mana mungkin itu terjadi / banyak godaan & orang di sekililing kita mencemooh / tidak mendukung kita. Selama itu baik Insya Allah, ALLAH akan membimbing kita agar tetap bertahan. Walau sebenarnya itu perih ", jawab bapak ku dengan tegas. Akupun hanya bisa terdiam dengan penjelasan itu
Sekarang aku bisa menyimpulkan bahwa bertahan pada pilihan kita adalah keharusan. Walau di sekitar kita mencemooh. Dan aku memutuskan untuk selalu menunggu mu untuk tiba di sini, untuk bersama ku berada dalam ridho ALLAH SWT. Walaupun sampai aku terpaku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar