1. Bagaimana pemeranan tokoh ?
~ Keseluruhan dari pemain berdasar cuplikan video tadi, berperan sangat total, lepas & tepat, alamiah / natural
~ mungkin ada kekurangan tapi bisa di tutupi dengan peran yang lain
2. Adakah cara lain menggambarkan kematian tokoh seperti cuplikan video bila dipentaskan langsung ?
Bagaimana penggarapannya ?
~ Ada
~ Dengan cara, ketika saat menjelang kematian sang tokoh, tokoh yang lain membelakangi penonton seakan sedang mengerubungi tokoh yang akan meninggal.
~ Setelah itu tokoh yang akan meninggal berganti baju yang serba putih, seakan itu seperti rohnya
~ Lalu tokoh yang meninggal itu berjalan menjauh dari kerumunan tokoh yang tadi membelakangi penonton tadi
~ Seakan tokoh lain tidak menyadari kepergian sang tokoh yang meninggal itu
3. Kekuatan apa yang membuat film ini menyentuh pembaca ?
~ Ketika tokoh ingin meninggal, dia sempat berbicara dengan isyarat yang artinya dia menginginkan keluarganya tidak bertengkar
~ Detik detik menjelang kepergiannya adanya adegan di danau beserta bacaan puisi yang menarik penonton agar lebih mencermati kejadian selanjutnya
Sekar Dewi I 16.05.1997 I XII Bahasa I SMA N 1 Boja I Islam I Simple I Lulus UN 2015 I UNIKA Soegijapranata I S1 Manajemen I Kendal I
Rabu, 22 Januari 2014
Terpaku
Dimana matahari mulai menyingsing di pagi hari, bunga bunga tumbuh secara serempak. Seakan mereka tahu bahwa hari ini akan menjadi hari yang cerah tanpa setetes air hujan di sana. Ku lihat bunga bunga yang mekar, serta warnanya yang tersirat menandakan kebahagiaan. " Rasanya seperti musim semi ", batin ku. Yah walau ku tahu tak ada musim semi di negara ku
Suasana pagi ini yang cerah bukan berarti hati ku, jiwa ku & perasaan ku juga ikut merasakannya. Tepat 5 bulan aku menunggu mu. Iya aku menunggu mu. Setelah berbulan bulan aku menunggu mu tanpa ada komunikasi di sana. Sejujurnya hati ini ingin memberontak. Dan kadang aku juga berfikir aku ini bodoh yang mencintai seseorang yang tak kunjung tiba. Tapi apalah arti semua itu, ini keputusan ku, ini jalan yang telah aku ambil untuk selalu menunggu mu sampai kau tiba. Sampai kau menemukan ku di sini dalam keadaan terpaku menunggu mu
Tibalah bulan berikutnya, hari ini kau harusnya sudah pulang dari sana. Tapi Tuhan mengizinkan aku untuk tetap menunggu mu. Kau belum datang. Dan betapa bodohnya aku, aku tetap bersabar untuk menunggu mu pulang. " Aku harus kuat, tegar. Aku harus semangat ". Kalimat itulah yang terus aku ucapkan setiap hari.
Setiap kali membayangkan mu kadang aku berfikir, mana mungkin ketika kau pulang ke sini, kau akan lama di sini bersama ku selama ketika aku menunggu mu. Selalu pikiran itu enghantui ku. Tapi secepat kilat aku menyambarnya dengan semangat yang aku fikir seperti semangat 45 para pejuang dahulu. Kalau mereka menunggu kemerdekaan sedang aku menanti sebuah malaikat kecil bersayap yang ku sebut itu orang yang ku cintai beserta cintanya kepada ku
Angin bertiup dengan kencang & kuat. Sekuat phon pohon itu bertahan agar tidak tumbang. Ditambah hujan yang seharian tak kunjung reda. " Padahal kemarin hari sangat cerah, kenapa hari ini begitu berbeda ", tanya ku pada bapak. " Mungkin Tuhan ingin menunjukan sesuatu pada kita ". Jawab bapak ku. " Menunjukkan apa pak ? ", tanya ku heran. " Lihat pohon itu, dia berdiri dengan tegapnya, seakan tidak terjadi apa apa di sekitarnya. Pohon itu tetap bertahan agar tidak tumbang walau angin & hujan menerpanya. Sama seperti kita, kita diharuskan berpegang teguh pada 1 keyakinan walaupun menurut kita mana mungkin itu terjadi / banyak godaan & orang di sekililing kita mencemooh / tidak mendukung kita. Selama itu baik Insya Allah, ALLAH akan membimbing kita agar tetap bertahan. Walau sebenarnya itu perih ", jawab bapak ku dengan tegas. Akupun hanya bisa terdiam dengan penjelasan itu
Sekarang aku bisa menyimpulkan bahwa bertahan pada pilihan kita adalah keharusan. Walau di sekitar kita mencemooh. Dan aku memutuskan untuk selalu menunggu mu untuk tiba di sini, untuk bersama ku berada dalam ridho ALLAH SWT. Walaupun sampai aku terpaku
Suasana pagi ini yang cerah bukan berarti hati ku, jiwa ku & perasaan ku juga ikut merasakannya. Tepat 5 bulan aku menunggu mu. Iya aku menunggu mu. Setelah berbulan bulan aku menunggu mu tanpa ada komunikasi di sana. Sejujurnya hati ini ingin memberontak. Dan kadang aku juga berfikir aku ini bodoh yang mencintai seseorang yang tak kunjung tiba. Tapi apalah arti semua itu, ini keputusan ku, ini jalan yang telah aku ambil untuk selalu menunggu mu sampai kau tiba. Sampai kau menemukan ku di sini dalam keadaan terpaku menunggu mu
Tibalah bulan berikutnya, hari ini kau harusnya sudah pulang dari sana. Tapi Tuhan mengizinkan aku untuk tetap menunggu mu. Kau belum datang. Dan betapa bodohnya aku, aku tetap bersabar untuk menunggu mu pulang. " Aku harus kuat, tegar. Aku harus semangat ". Kalimat itulah yang terus aku ucapkan setiap hari.
Setiap kali membayangkan mu kadang aku berfikir, mana mungkin ketika kau pulang ke sini, kau akan lama di sini bersama ku selama ketika aku menunggu mu. Selalu pikiran itu enghantui ku. Tapi secepat kilat aku menyambarnya dengan semangat yang aku fikir seperti semangat 45 para pejuang dahulu. Kalau mereka menunggu kemerdekaan sedang aku menanti sebuah malaikat kecil bersayap yang ku sebut itu orang yang ku cintai beserta cintanya kepada ku
Angin bertiup dengan kencang & kuat. Sekuat phon pohon itu bertahan agar tidak tumbang. Ditambah hujan yang seharian tak kunjung reda. " Padahal kemarin hari sangat cerah, kenapa hari ini begitu berbeda ", tanya ku pada bapak. " Mungkin Tuhan ingin menunjukan sesuatu pada kita ". Jawab bapak ku. " Menunjukkan apa pak ? ", tanya ku heran. " Lihat pohon itu, dia berdiri dengan tegapnya, seakan tidak terjadi apa apa di sekitarnya. Pohon itu tetap bertahan agar tidak tumbang walau angin & hujan menerpanya. Sama seperti kita, kita diharuskan berpegang teguh pada 1 keyakinan walaupun menurut kita mana mungkin itu terjadi / banyak godaan & orang di sekililing kita mencemooh / tidak mendukung kita. Selama itu baik Insya Allah, ALLAH akan membimbing kita agar tetap bertahan. Walau sebenarnya itu perih ", jawab bapak ku dengan tegas. Akupun hanya bisa terdiam dengan penjelasan itu
Sekarang aku bisa menyimpulkan bahwa bertahan pada pilihan kita adalah keharusan. Walau di sekitar kita mencemooh. Dan aku memutuskan untuk selalu menunggu mu untuk tiba di sini, untuk bersama ku berada dalam ridho ALLAH SWT. Walaupun sampai aku terpaku
Analisis Pementasan Drama " Bawuk "
Dalam pementasan drama " Bawuk " di awali dengan adanya adegan pembukaan surat yang diperankan mami dari Bawuk. Dan surat itu dikirim oleh Bawuk. Tak begitu jelas isinya, namun pada intinya surat tersebut memiliki maksud, Bawuk akan tiba nanti sore
Di adegan selanjutnya saya di bingungkan dengan datangnya seorang seperti prajurit yang tiba tiba mengabarkan tentang sesuatu yang bersangkutan dengan mas Hasan. Di dalam cerita mas Hasan adalah suami Bawuk. Menurut cerita mas Hasan dalam keadaan bahaya. Tapi sesungguhnya kalimat " dalam keadaan bahaya " menyebabkan 2 penertian yaitu :
1. Bahaya karena perang atau
2. Bahaya karena mas Hasan adalah anggota PKI
Di adegan selanjutnya saya di bingungkan dengan datangnya seorang seperti prajurit yang tiba tiba mengabarkan tentang sesuatu yang bersangkutan dengan mas Hasan. Di dalam cerita mas Hasan adalah suami Bawuk. Menurut cerita mas Hasan dalam keadaan bahaya. Tapi sesungguhnya kalimat " dalam keadaan bahaya " menyebabkan 2 penertian yaitu :
1. Bahaya karena perang atau
2. Bahaya karena mas Hasan adalah anggota PKI
Rabu, 08 Januari 2014
Bingung
lembut, akankah dia selembut kapas
Halus, apakah mungkin sehalus benang
Ringan, akankah seringan angin
Dalam, tidak pula sedalam lautan.
Satu sudut di hati manusia,
Ingin senang tetapi pemalas!
Selalu merungut tak pernah memungut
Selalu berjalan tak pernah mengira
Menghabiskan tak pernah mengadakan
Menghancurkan tak pernah mendirikan…
Ingin dikasih tapi keras hati!
Selalu manja tak pernah memanja
Kasih, tak pernah bersayang
Selalu berjanji tak pernah ditepati
Selalu bermanis tak pernah memaniskan
Selalu ingin menang tetapi salah!
Mulut mengeluarkan panas kebencian tapi tak fikirkan orang,
Berbicara luas, tapi ilmunya kurang,
Salah bicara terus berkicau
Otak tak digunakan, tangan dijalankan.
Kerasnya hati manusia, lebih keras dari berlian
Panasnya hati manusia, lebih panas dari mentari
Bisanya hati manusia, lebih berbisa dari racun
Punahnya hati manusia, lebih punah dari akhlaknya,
Sastra Tak Cukup di Sekolah
Sastra hampir-hampir tidak pernah
mendapat porsi sesuai dalam mata pelajaran bahasa. Kehadiran sastra
di sekolah selama ini sebatas pada pemenuhan pembelajaran, tanpa
adanya upaya oleh guru terkait pemaksimalan potensi sastra pada siswa
oleh guru bersangkutan.
Di sisi lain, sastra tak hanya mawujud
dalam bentuk konvensional macam buku. Tetapi melalui jejaring sosial
facebook, twitter, hingga blog, sastra justru
tumbuh subur. Lebih jauh, wujud sastra pun mengikuti laju modernisasi
yang begitu deras. Kecanggihan teknologi memungkinkan sastra berwujud
cyber, selain dalam bentuk drama dan seni pertunjukan yang
berdasar pada teks, seperti drama, puisi yang dibacakan
Pemahaman pada konvensi sastra yang
makin luas juga berpengaruh pada pembelajaran sastra di sekolah. Guru
sebagai yang terdepan yang membenamkan sastra di sekolah hendaknya
tidak menutup diri pada semua perkembangan itu. Siswa yang tak bisa
lepas dari alat komunikasi macam gadget yang selalu
terhubung ke media sosial adalah sarana yang potensial untuk
dikembangkan. Tiada lain, itu adalah upaya untuk mendekatkan sastra
kepada mereka.
Setidaknya untuk dapat mencapai semua kompetensi itu, guru dituntut kreatif-inovatif. Melalui berbagai cara, guru sedapat mungkin menjadikan pembelajaran menarik. Melalui cara itu, siswa diharapkan mencecap pelajaran ini dengan cara yang menyenangkan.
Bukan hal yang mudah, memang. Pola orientasi siswa yang seakan telah berubah menuju era digitalisasi, justru harus dibaca oleh pemerhati pendidikan sebagai “cara lain” mendekatkan sastra kepada siswa. Konten-konten daring sudah sepatutnya diciptakan untuk mendukung ketercapaian pembelajaran. Kerja sama antara ahli sastra dan IT menghasilkan kolaborasi yang dinanti.
Langganan:
Postingan (Atom)