“ Sel,
aku butuh sandaran hati . . . “ sms dari Harry yang baru saja
kuterima adalah pertanda kalau dia sangat membutuhkanku saat ini.
Setiap dia mendapat masalah yang sangat mengganggu pikirannya
dia pasti mengirimiku sms yang isinya membuatku gelisah.
Ya, dialah Harry. Sahabatku yang sangat malang.
Setelah dua hari pasca ultahnya yang ke empat belas, dia sudah
menjadi yatim, ayahnya meninggalkannya karena mengidap penyakit
kanker . Dan sekarang dia hidup berdua dengan ibunya. Sebagai anak
tunggal dia slalu merasa kesepian. Malangnya lagi, disaat dia
merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya, dia harus merasakan
sakitnya patah hati. Karena wanita yang dia taksir adalah seorang
cewek alim yang sepertinya berprinsip untuk tidak berpacaran.
Aku sebagai sahabatnya terkadang merasa prihatin
juga terhadap kehidupannya. Akan tetapi dia selalu tersenyum dan
berkata, “ Tenanglah, Seliku sayang. Aku akan baik-baik saja
buktinya aku bahagia hidup di dunia ini. Memiliki seorang ibu yang
sangat aku cintai dan memiliki seorang sahabat sepertimu adalah
kebahagiaan terbesarku. Apalagi ada Bunga sebagai pemanisnya. Ha ha
ha . . .” begitulah Harry, dia slalu tampak tegar dan ceria
sepanjang hari seakan-akan dia tidak memiliki beban hidup yang begitu
berat.
…........
Sejak tiga hari yang lalu aku tidak pernah melihat
Harry. Entahlah aku tidak tahu ada apa dengannya. Kupikir dia lagi
sakit biasa tapi kenapa sampai hari ini batang hidungnya belum
kelihatan juga. Parahnya ;agi, handphonenya tidak pernah aktif.
Teman-teman sekelasnya juga tidak ada yang mengetahui keberadaannya
Harry
Aku mencoba mendatangi rumahnya. Tetapi hasilnya
nihil. Rumahnya Harry kosong tak berpenghuni. Aku sudah mencoba
bertanya ke tetangganya tapi mereka juga tidak tahu keberadaan Harry
dan ibunya saat ini. Yang mereka tahu hanyalah Harry dan ibunya sudah
pergi sejak lima hari yang lalu. Harry, dimanakah kamu sekarang ? ?
…............
Aku mulai gusar dan sangat khawatir pada Harry.
Perasaanku selalu tidak enak tiap aku memikirkannya. Sudah dua minggu
takada kabar menenai Harry. Duhh, hp d sakuku bergetar hebat.
Kuangkat dengan penuh gusar karena nomornya tidak aku kenali
“ Halo . . .”
“Ya, halo, ini dengan Seli ya, sahabatnya Harry
?. ini tante Yovi, ibunya Harry, Sel“
“Iya, tante, ini Seli. tante di mana ? ada apa
dengan Harry, tante? kenapa tante dan Harry tiba-tiba menghilang
tanpa kabar ? Harry baik-baik saja kan, tante?”
“ Ceritanya panjang, Sel. Kamu bisa izin sekolah
dulu ? Harry masuk RS dan dia sangat membutuhkanmu, Sel. Kamu bisa
datang kan ? nanti tante jemput . Harry di rawat di RS Kariadi, Sel
!”
“ Apa ? rumah sakit ? pasti, tante. Aku pasti ke
sana”
“ Udah dulu ya, Sel. “
….....................
Setibanya di RS Kariadi, dengan tergesa-gesa aku
berlari ke kamar rawat Harry. ibunya juga berlari mendahuluiku. Di
balik pintu ruang rawat kulihat Harry terbaring kaku dengan bantuan
alat medis.
“ Harr, kenapa kamu tidak memberitahuku tentang
kanker otak yang merenggutmu ? kamu tega, Harr. Kamu tega !” aku
tak sanggup lagi membendung air mataku yang sudah terlanjur keluar
“ Maafkan tante, Rey. Harry melarang tante
memberitahumu karena dia tidak ingin membuatmu sedih. Bahkan tante
juga baru tahu tentang penyakitnya baru-baru ini. Dia menyimpan
sendiri semua rasa sakitnya hingga kini sudah mencapai stadium akhir.
Kemarin dia sempat sadar dan meminta kamu untuk ke sini. Dia sangat
merindukanmu, Sel.” Mata tante Yovi terlihat berkaca-kaca
menjelaskan semuanya
“Harr, aku sudah datang. Bangun, Harr! kamu
bilang kamu rindu. Ayo, bangun, Harr. banguuunn !” air mataku
menetes di jarinya dan tiba-tiba jari-jari Harry bergerak. Dengan
perlahan kulihat Harry berusaha membuka matanya
“ Sel, kamu datang ? aku rindu kamu. Jangan
nangis ! aku gak mau lihat sahabat yang kusayang nangis karena aku.”
Harry berusaha untuk bicara walau masih terbata-bata
“Iya, Harr. Aku juga sayang kamu”
“ Ibu, Sel, makasih ya,
ibu sudah jadi ibu yang terbaik dalam hidup Harry. Ibu sudah
jaga Harry dengan sangat baik. Sel, kamu juga udah
jadi sahabat terbaikku. Sel, aku mohon kamu beritahu Bunga kalau aku
menunggunya di surga, ya.Sel, aku titip ibuku ya. Jaga dia baik-baik
karena aku tidak ingin meihatnya terluka dari atas sana.“
Genggaman Harry mulai melemas di tanganku dan di
tangan ibunya. Dan kemudian . . .
“ Harr, Harry ? Harr, bangun, Harr, jangan
tinggalkan aku. Harr, banguuuuun, Harr, banguuuuuuuunnnn !”
Harry akhirnya pergi, Meninggalkan kami,
meninggalkan kesepiannya selama ini, meninggalkan rasa sakitnya, dan
meninggalkan kenangan indah bersamaku serta meninggalkan senyum
cerianya yang kan selalu kuingat. Akhirnya segala kisah sedih
tentangnya berakhir sampai disini. Selamat jalan, sahabatku. Kau
kanslalu di hatiku selamanya . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar