Kamis, 31 Oktober 2013

Sahabatku Malang


“ Sel, aku butuh sandaran hati . . . “ sms dari Harry yang baru saja kuterima adalah pertanda kalau dia sangat membutuhkanku saat ini. Setiap dia mendapat masalah yang sangat mengganggu pikirannya  dia pasti mengirimiku sms yang isinya membuatku gelisah.
Ya, dialah Harry. Sahabatku yang sangat malang. Setelah dua hari pasca ultahnya yang ke empat belas, dia sudah menjadi yatim, ayahnya meninggalkannya karena mengidap penyakit kanker . Dan sekarang dia hidup berdua dengan ibunya. Sebagai anak tunggal dia slalu merasa kesepian. Malangnya lagi, disaat dia merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya, dia harus merasakan sakitnya patah hati. Karena wanita yang dia taksir adalah seorang cewek alim yang sepertinya berprinsip untuk tidak berpacaran.
Aku sebagai sahabatnya terkadang merasa prihatin juga terhadap kehidupannya. Akan tetapi dia selalu tersenyum dan berkata, “ Tenanglah, Seliku sayang. Aku akan baik-baik saja buktinya aku bahagia hidup di dunia ini. Memiliki seorang ibu yang sangat aku cintai dan memiliki seorang sahabat sepertimu adalah kebahagiaan terbesarku. Apalagi ada Bunga sebagai pemanisnya. Ha ha ha . . .” begitulah Harry, dia slalu tampak tegar dan ceria sepanjang hari seakan-akan dia tidak memiliki beban hidup yang begitu berat.
........
Sejak tiga hari yang lalu aku tidak pernah melihat Harry. Entahlah aku tidak tahu ada apa dengannya. Kupikir dia lagi sakit biasa tapi kenapa sampai hari ini batang hidungnya belum kelihatan juga. Parahnya ;agi, handphonenya tidak pernah aktif. Teman-teman sekelasnya juga tidak ada yang mengetahui keberadaannya Harry
Aku mencoba mendatangi rumahnya. Tetapi hasilnya nihil. Rumahnya Harry kosong tak berpenghuni. Aku sudah mencoba bertanya ke tetangganya tapi mereka juga tidak tahu keberadaan Harry dan ibunya saat ini. Yang mereka tahu hanyalah Harry dan ibunya sudah pergi sejak lima hari yang lalu. Harry, dimanakah kamu sekarang ? ?
............
Aku mulai gusar dan sangat khawatir pada Harry. Perasaanku selalu tidak enak tiap aku memikirkannya. Sudah dua minggu takada kabar menenai Harry. Duhh, hp d sakuku bergetar hebat. Kuangkat dengan penuh gusar karena nomornya tidak aku kenali
Halo . . .”
Ya, halo, ini dengan Seli ya, sahabatnya Harry ?. ini tante Yovi, ibunya Harry, Sel“
Iya, tante, ini Seli. tante di mana ? ada apa dengan Harry, tante? kenapa tante dan Harry tiba-tiba menghilang tanpa kabar ? Harry baik-baik saja kan, tante?”                                                 
Ceritanya panjang, Sel. Kamu bisa izin sekolah dulu ? Harry masuk RS dan dia sangat membutuhkanmu, Sel. Kamu bisa datang kan ? nanti tante jemput . Harry di rawat di RS Kariadi, Sel !”
Apa ? rumah sakit ? pasti, tante. Aku pasti ke sana”
Udah dulu ya, Sel. “
                                  ….....................
                Setibanya di RS Kariadi, dengan tergesa-gesa aku berlari ke kamar rawat Harry. ibunya juga berlari mendahuluiku. Di balik pintu ruang rawat kulihat Harry terbaring kaku dengan bantuan alat medis.
“ Harr, kenapa kamu tidak memberitahuku tentang kanker otak yang merenggutmu ? kamu tega, Harr. Kamu tega !” aku tak sanggup lagi membendung air mataku yang sudah terlanjur keluar
Maafkan tante, Rey. Harry melarang tante memberitahumu karena dia tidak ingin membuatmu sedih. Bahkan tante juga baru tahu tentang penyakitnya baru-baru ini. Dia menyimpan sendiri semua rasa sakitnya hingga kini sudah mencapai stadium akhir. Kemarin dia sempat sadar dan meminta kamu untuk ke sini. Dia sangat merindukanmu, Sel.” Mata tante Yovi terlihat berkaca-kaca menjelaskan semuanya
“Harr, aku sudah datang. Bangun, Harr! kamu bilang kamu rindu. Ayo, bangun, Harr. banguuunn !” air mataku menetes di jarinya dan tiba-tiba jari-jari Harry bergerak. Dengan perlahan kulihat Harry berusaha membuka matanya
“ Sel, kamu datang ? aku rindu kamu. Jangan nangis ! aku gak mau lihat sahabat yang kusayang nangis karena aku.” Harry berusaha untuk bicara walau masih terbata-bata
Iya, Harr. Aku juga sayang kamu”
“ Ibu, Sel,  makasih ya, ibu sudah jadi ibu yang terbaik dalam hidup Harry. Ibu sudah jaga Harry dengan sangat baik. Sel, kamu juga udah jadi sahabat terbaikku. Sel, aku mohon kamu beritahu Bunga kalau aku menunggunya di surga, ya.Sel, aku titip ibuku ya. Jaga dia baik-baik karena aku tidak ingin meihatnya terluka dari atas sana.“
Genggaman Harry mulai melemas di tanganku dan di tangan ibunya. Dan kemudian . . .
“ Harr, Harry ? Harr, bangun, Harr, jangan tinggalkan aku. Harr, banguuuuun, Harr, banguuuuuuuunnnn !”
Harry akhirnya pergi, Meninggalkan kami, meninggalkan kesepiannya selama ini, meninggalkan rasa sakitnya, dan meninggalkan kenangan indah bersamaku serta meninggalkan senyum cerianya yang kan selalu kuingat. Akhirnya segala kisah sedih tentangnya berakhir sampai disini. Selamat jalan, sahabatku. Kau kanslalu di hatiku selamanya . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar